~ Sinopsis cerita :
Awal kisah pada tahun 1953 di sebuah
Sekolah Menengah Umum yang berada di Bandung, Jawabarat. Tempat dimana
Baharudin yusuf habibie dan Ainun bersekolah, mereka dipertemukan pertama kali
di tempat ini (SMA) dan kisah mereka dimulai ketika, guru mata pelajaran Ilmu
pengetahuan alam (IPA) mempertemukan antara Habibi dan Ainun dengan cara
menyuruh Habibi menuju ke kelas Ainun untuk menyaksikan Ainun menjelaskan teori
tentang “mengapa awan berwarna biru” Ainun dapat menjawab dan Habibi tidak
merespon apapun, habibi hanya cuek. Sampai pada akhirnya Habibi pun menyangupi tan
ntangan dari teman-temannya untuk mencela bahwa Ainun itu jelek, habibi pun
percaya diri dengan lantang Habibi mencela gadis itu di depan teman-teman nya.
Kisah pun berlanjut, kali ini pada
tahun 1959 di sebuah kota yang bernama Aachen. Yang bertempat di Jerman. Habibi
meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu, sarjana utama (S1)
dia mengambil jurusan permesinan. Pada studi nya ini dia tempuh dalam waktu
hanya 4 tahun. Semua itu berkat kejeniusan dan sifat pantang menyerah dari
Habibi. Tapi sangat disayangkan, habibi tidak dapat melanjutkan kembali
pendidikannya ini karena, habibi menderita penyakit. Penyakit yang diderita
Habibi ini adalah, TBC (Tuberculosa) yang menyerang langsung ke tulang. Karena
penyakit ini lah Habibi akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia.
Menjelang lebaran, tahun 1962 Habibi
telah kembali dari Jerman dia kembali ke kediamannya yang berada di bandung.
Pada suatu sore yang cerah Ibunda Habibi menyuruh nya pergi ke rumah keluarga
Besari (Ainun) untuk mengantarkan kue. Awalnya yang masuk untuk mengantarkan
kue kerumah Ainun hanya Fani. Tetapi setelah menunggu lumayan lama akhirnya
Habibi pun masuk ke rumah Ainun, ditemui nya seorang Gadis yang sedang
menjahit, ternyata Gadis itu adalah Ainun yang sudah dewasa yang tidak lagi
menjadi gula batu, melainkan sudah menjadi gula pasir yang putih, bersih, cantik
dan seorang dokter. Habibi pun terpesona melihatnya. Keluarga Ainun pun
mengajak Habibi untuk berbuka puasa bersama.
Lebaran pun tiba, Habibi berkunjung ke
rumah Ainun ayah ainun langsung mempersilahkan Habibi untuk mengajak Ainun
berjalan – jalan keliling kota bandung. Pada hal, di rumah Ainun sedari tadi
sudah banyak Pria mapan yang menunggu untuk dipertemukan dengan Ainun. Pada
akhirnya, habibi mengajak ainun berjalan di perjalanan mereka banyak cerita –
cerita pengalaman mereka. Mengenang masa SMA mereka dahulu dan bertemu dengan
kawan lama(Arlis dan Sulis) mereka bercerita dan senda gurau, tak terasa hari
sudah malam. Habibi mengantar Ainun pulang ke rumah dengan mengendarai becak.
Di dalam becak tersebut Habibi menyatakan perasaan ketulusan cinta nya dan
kesungguhan nya kepada Ainun. Ainun pun menerima pinangan Habibi
Setelah itu, habibi dan ainun menikah,
setelah menikah merek a langsung berhijrah ke jerman. Di jerman Habibi
menyelesaikan banyak proyek mulai dari proyek kereta api, sampai dengan proyek
pesawat. Mereka dikaruniai oleh Tuhan YME 2 orang anak laki – laki. Setelah
Anak mereka yang pertama sudah berumur 5 tahun lebih dan bersekolah dasar.
Barulah Ainun meneruskan pekerjaannya dahulu sebagai seorang dokter. Di tengah
– tengah kebahagiaan mereka tiba – tiba Habibi mendapat panggilan dari duta
besar Indonesia yang berada di Jerman. Panggilan tersebut berisi perintah bahwa
Habibi disuruh untuk kembali ke Indonesia untuk membantu pembangunan dan
pemerataan ekonomi di Indonesia (program presiden Soeharto)
Setelah berunding denga istrinya (ainun) habibi pun tinggal landas meninggalkan kedua anaknya dan istrinya menuju ke Indonesia
Setelah berunding denga istrinya (ainun) habibi pun tinggal landas meninggalkan kedua anaknya dan istrinya menuju ke Indonesia
Sesampainya Habibi di Indonesia habibi
langsung menjelaskan keinginan nya kepada para pejabat dan presiden. Keinginan
itu disetujui tidak lama kemudian, habibi dan para putra bangsa Indonesia
membuat pesawat. Pesawat ini adalah pesawat pertama karya Anak Indonesia. Pada
saat proses pengerjaan pesawat Ainun kembali ke Indonesia dan Habibi telah
menjadi mentri Ristek (Riset dan Teknologi) yang melaksanakan banyak proyek
mengenai teknologi – teknologi baru yang akan Indonesia buat pula spt:kapal dan
pesawat. Lambat laun pun Habibi bertemu dengan banyak rekanan salah satunya
Sutedja dan Sumohadi, sumohadi sebenarnya menginginkan proyek nya (bahan baku
pesawat) disetujui oleh Habibi tetapi Pak Sumohadi menggunakan cara yang tak
sesuai prosedur spt memberi sogokan uang, jam dll, habibi tidak dapat menerima
karena Habibi adalah orang yang jujur dan pekerja keras.
Akhirnya Pak soeharto dan Pak Tris
sutrisno menganghadiri penerbangan pertama pesawat N250 di tahun 1996 setelah
sebelumnya tersiar kabar bahwa beliau tidak akan menghadiri. tehun 11 Maret 1998 Habibi diangkat menjadi
wakil presiden dan tidak menepati janjinya untuk berjalan – jalan bersama
dengan Istri dan Anaknya. Kehidupan Habibi pun berubah dari semula kini habibi
sering menghabiskan waktu untuk bekerja, mengurus Negara di kala krisis
moneter, banyaknya kerusuhan yang terjadi Indonesia pada saat itu. Sampai pada
akhirnya pada tahun 1998 Pak Soeharto resmi berhenti dari Jabatan Presiden,
reformasi dimulai habibi naik jabatan menjadi Presiden. Lalu selama perjalanan
menjadi kepala Negara dan Ibu Negara. Ainun menderita penyakit yang tidak
diketahuai oleh Suaminya, yang tau hanya lah Erlis, teman Ainun yang juga
menjadi dokter.
Habibi memutuskan untuk tidak lagi
menjadi presiden dan pada tahun 2000 mereka kembali lagi ke Jerman, tahun 2010
mereka kembali lagi ke Indonesia anak mereka sudah tumbuh menjadi dewasa, dan
pada tahun itu pula penyakit yang selama ini diderita Ainun (kanker ovarium)
diketahui oleh Habibi, pada akhirnya habibi pun memutuskan untuk berangkat ke
Jerman guna menyembuhkan Ainun. Sesampainya di Jerman Ainun langsung dibawa
kerumah sakit habibi terus mendampingi Ainun, memberi semangat, menuntun ibadah,
tidak hanya Habibi, anaknya dan Erlis pun turut mendampingi
Tepat pada hari anniversary(peringatan
pernikahan) ke-48 Tahun 2011. Ibu Ainun berpulang ke hadapan yang maha kuasa
Habibi sangat terpukul tetapi beliau tetap tegar menghadapi kehidupan.
:
Kesimpulan
:
- Walaupun
cinta mereka sejati, tetapi tidak bisa mengalahkan takdir (kematian) yang telah
ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
- Semua
sesuatu yang berakhir bahagia pasti melewati proses yang dinamakan sengsara.
Hidup ini proses jika ingin mendapat terbaik maka, usahakan pula yang terbaik.
- Jangan
cepat menyerah menghadapi cobaan, walaupun banyak orang meremeh kan, memandang
rendah anda tetapi, buktikan bahwa orang yang memandang rendah Anda akan
menarik kembali ucapannya.